Peristiwa Penting

Uncategorized

24 April 2019, abangku pulang dari Jepang.

Beliau sampai ke rumah pukul 22:00, selang lima menit dari kepulanganku seusai kuliah. Begitu sesampainya ia di pagar rumah sambil mengucapkan salam, ku dapati sosok suara dan paras yang tidak berubah. Hanya saja, kini pakaiannya lebih stylish dan terlihat kece. Nadanya yang konyol juga masih sama seperti tahun-tahun lalu.

Mama menyambutnya dengan menangis tersedu-sedu sambil memeluk beliau. Hampir aku menjatuhkan air mataku melihat peristiwa itu.

Namun abang sendiri malah tertawa, “Sudah-sudah, saya sudah pulang. Nggak usah nangis.. hehe..” Begitu katanya. Jadilah, ku bendung lagi tangisanku, dan pura-pura tidak merasakan apa-apa.

“Ung, ayo beli makan. Yang enak…” abang mengajakku pergi beli makanan. Aku nurut dan mengiyakan. Ku bonceng si abang karena ia bilang padaku ia masih takut naik motor.

Sesampainya di sana, aku merasakan canggung. Haha, jujur saja, tiga tahun tidak berjumpa terasa aneh. Selagi menunggu makanannya matang, aku tidak banyak omong, sekadarnya. Begitu juga beliau.

“Papa udah gak ada..” ucapku tiba-tiba, sambil menatapnya.

“Jiah, ada kali dia, di sana.” Dagunya menunjuk ke arah tempat dimana papa dimakamkan.

Aku senyum, lalu mengelap beberapa air yang kadung menggenang di pelupuk. Aku yakin, abang juga menahan perasaan itu. Perasaan sakit, sedih, rindu. Tapi ia sudah lebih dewasa dari yang dulu. Aku tau, mungkin ia cuma pura-pura ceria. Aku tau, ia tidak ingin membuat Mama, kakak, dan adiknya menangis.

Tiga tahun tidak berjumpa dengan orang terdekat, tentu perasaan rindu dan sedih tercampur menjadi satu. Rindu karena tiga tahun tidak berjumpa, tidak bergurau, tidak bertengkar. Ingin rasanya ku peluk beliau. Namun karena ia tipe laki-laki yang sok macho, bukan mengharu biru, hal yang pertama kami lakukan jadilah langsung saling ledek saja. Hahaha..

Sedihnya.. karena tiga tahun yang lalu, ia berangkat sambil menangis pamit kepada kedua orang tua. Ingin mencari masa depan. Ingin mengadu nasib. Aku ingat betapa pilu nadanya sambil sungkem dengan Papa Mama kala itu.

Dan begitu kembali kini.. Papa telah tiada.

Abang, sebenarnya tahun 2019 adalah tahun penuh spesial. Banyak peristiwa besar yang akan mengharukan, yang sudah tertenun di benakku. Yang sudah terkonsep, dan ku pastikan tepat tindak dan waktu. Kau yang kembali ke tanah air, ke rumah kita yang sempit namun hangat, adalah salah satu dari peristiwa penting itu. Singkatnya, tahun 2019 adalah tahun penuh penantian.

Namun ternyata, Allah juga memberikan peristiwa penting untuk kita. Allah mengambil Papa… Ini menandakan, sebesar apapun rencana, sekeras apapun kita berusaha, berhasil atau tidaknya tetap beliau yang menentukan…

Papa, kita semua rindu. Robbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayani shogiron.

Akhir kata, gambar di atas adalah oleh-oleh yang diberikan padaku. Makasih Bang, atas benda cantik dari Jepang.

===

Abang!!

-Di Samping Hujan

13 thoughts on “Peristiwa Penting

Leave a comment